Selasa, 15 November 2016

Kerusakan hutan

Kerusakan hutan (deforestasi) masih tetap menjadi ancaman di Indonesia. Menurut data laju deforestasi (kerusakan hutan) periode 2003-2006 yang dikeluarkan oleh Departemen Kehutanan, laju deforestasi di Indonesia mencapai 1,17 juta hektar pertahun.
Bahkan kalau menilik data yang dikeluarkan oleh State of the World’s Forests 2007 yang dikeluarkan The UN Food & Agriculture Organization (FAO), angka deforestasi Indonesia pada periode 2000-2005 1,8 juta hektar/tahun. Laju deforestasi hutan di Indonesia ini membuat Guiness Book of The Record memberikan ‘gelar kehormatan’ bagi Indonesia sebagai negara dengan daya rusak hutan tercepat di dunia.
Dari total luas hutan di Indonesia yang mencapai 180 juta hektar, menurut Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan (Menteri Kehutanan sebelumnya menyebutkan angka 135 juta hektar) sebanyak 21 persen atau setara dengan 26 juta hektar telah dijarah total sehingga tidak memiliki tegakan pohon lagi. Artinya, 26 juta hektar hutan di Indonesia telah musnah.
Selain itu, 25 persen lainnya atau setara dengan 48 juta hektar juga mengalami deforestasi dan dalam kondisi rusak akibat bekas area HPH (hak penguasaan hutan). Dari total luas htan di Indonesia hanya sekitar 23 persen atau setara dengan 43 juta hektar saja yang masih terbebas dari deforestasi (kerusakan hutan) sehingga masih terjaga dan berupa hutan primer.
Penyebab Deforestasi. Laju deforestasi hutan di Indonesia paling besar disumbang oleh kegiatan industri, terutama industri kayu, yang telah menyalahgunakan HPH yang diberikan sehingga mengarah pada pembalakan liar. Penebangan hutan di Indonesia mencapai 40 juta meter kubik setahun, sedangkan laju penebangan yang sustainable(lestari berkelanjutan) sebagaimana direkomendasikan oleh Departemen Kehutanan menurut World Bank adalah 22 juta kubik meter setahun.
Penyebab deforestasi terbesar kedua di Indonesia, disumbang oleh pengalihan fungsi hutan (konversi hutan) menjadi perkebunan. Konversi hutan menjadi area perkebunan (seperti kelapa sawit), telah merusak lebih dari 7 juta ha hutan sampai akhir 1997.
Dampak Deforestasi. Deforestasi (kerusakan hutan) memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat dan lingkungan alam di Indonesia. Kegiatan penebangan yang mengesampingkan konversi hutan mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan yang pada akhirnya meningkatkan peristiwa bencana alam, seperti tanah longsor dan banjir.
Dampak buruk lain akibat kerusakan hutan adalah terancamnya kelestarian satwa dan flora di Indonesia utamanya flora dan fauna endemik. Satwa-satwa endemik yang semakin terancam kepunahan akibat deforestasi hutan misalnya lutung jawa (Trachypithecus auratus), dan merak (Pavo muticus), owa jawa (Hylobates moloch), macan tutul(Panthera pardus), elang jawa (Spizaetus bartelsi), merpati hutan perak (Columba argentina), dan gajah sumatera (Elephant maximus sumatranus).

Dampak plastik terhadap lingkungan

Dampak plastik terhadap lingkungan
sampah22 
merupakan akibat negatif yang harus ditanggung alam karena keberadaan sampah plastik. Dampak ini ternyata sangat signifikan. Kemarin sayatelah mengupload postingan tentangBahaya Kemasan Plastik dan Kresek Post kali ini lebih menyoroti bahaya limbah plastik terhadap lingkungan.
Sebagaimana yang diketahui, plastik yang mulai digunakan sekitar 50 tahun yang silam, kini telah menjadi barang yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Diperkirakan ada 500 juta sampai 1 milyar kantong plastik digunakan penduduk dunia dalam satu tahun. Ini berarti ada sekitar 1 juta kantong plastik per menit. Untuk membuatnya, diperlukan 12 juta barel minyak per tahun, dan 14 juta pohon ditebang.
Konsumsi berlebih terhadap plastik, pun mengakibatkan jumlah sampah plastik yang besar. Karena bukan berasal dari senyawa biologis, plastik memiliki sifat sulit terdegradasi (non-biodegradable). Plastik diperkirakan membutuhkan waktu 100 hingga 500 tahun hingga dapat terdekomposisi (terurai) dengan sempurna. Sampah kantong plastik dapat mencemari tanah, air, laut, bahkan udara.
Kantong plastik terbuat dari penyulingan gas dan minyak yang disebut ethylene. Minyak, gas dan batu bara mentah adalah sumber daya alam yang tak dapat diperbarui. Semakin banyak penggunaan palstik berarti semakin cepat menghabiskan sumber daya alam tersebut.
Fakta tentang bahan pembuat plastik, (umumnya polimer polivinil) terbuat daripolychlorinated biphenyl (PCB) yang mempunyai struktur mirip DDT. Serta kantong plastik yang sulit untuk diurai oleh tanah hingga membutuhkan waktu antara 100 hingga 500 tahun. Akan memberikan akibat antara lain:
  • Tercemarnya tanah, air tanah dan makhluk bawah tanah.
  • Racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah akan membunuh hewan-hewan pengurai di dalam tanah seperti cacing.
  • PCB yang tidak dapat terurai meskipun termakan oleh binatang maupun tanaman akan menjadi racun berantai sesuai urutan rantai makanan.
  • Kantong plastik akan mengganggu jalur air yang teresap ke dalam tanah.
  • Menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah dan ruang gerak makhluk bawah tanah yang mampu meyuburkan tanah.
  • Kantong plastik yang sukar diurai, mempunyai umur panjang, dan ringan akan mudah diterbangkan angin hingga ke laut sekalipun.
  • Hewan-hewan dapat terjerat dalam tumpukan plastik.
  • Hewan-hewan laut seperti lumba-lumba, penyu laut, dan anjing laut menganggap kantong-kantong plastik tersebut makanan dan akhirnya mati karena tidak dapat mencernanya.
  • Ketika hewan mati, kantong plastik yang berada di dalam tubuhnya tetap tidak akan hancur menjadi bangkai dan dapat meracuni hewan lainnya.
  • Pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai-sungai akan mengakibatkan pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran sungai yang menyebabkan banjir.
Sebagai tambahan pemahaman, saya beberkan beberapa fakta yang berkaitan dengan sampah plastik dan lingkungan:
  • Kantong plastik sisa telah banyak ditemukan di kerongkongan anak elang laut di Pulau Midway, Lautan Pacific
  • Sekitar 80% sampah dilautan berasal dari daratan, dan hampir 90% adalah plastik.
  • Dalam bulan Juni 2006 program lingkungan PBB memperkirakan dalam setiap mil persegi terdapat  46,000 sampah plastik mengambang di lautan.
  • Setiap tahun, plastik telah ’membunuh’ hingga 1 juta burung laut, 100.000 mamalia laut dan ikan-ikan yang tak terhitung jumlahnya.
  • banyak penyu di kepulauan seribu yang mati karena memakan plastik yang dikira ubur-ubur, makanan yang disukainya.
Untuk menanggulangi sampah plastik beberapa pihak mencoba untuk membakarnya. Tetapi proses pembakaran yang kurang sempurna dan tidak mengurai partikel-partikel plastik dengan sempurna maka akan menjadi dioksin di udara. Bila manusia menghirupdioksin ini manusia akan rentan terhadap berbagai penyakit di antaranya kanker, gangguan sistem syaraf, hepatitis, pembengkakan hati, dan gejala depresi.

Pencemaran air di Indonesia

Pencemaran air di Indonesia
 saat ini semakin memprihatinkan. Pencemaran air dapat diartikan sebagai suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Perubahan ini mengakibatkan menurunnya kualitas air hingga ke tingkat yang membahayakan sehingga air tidak bisa digunakan sesuai peruntukannya. Fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga mengakibatkan perubahan terhadap kualitas air, tapi dalam pengertian ini tidak dianggap sebagai pencemaran.
Pencemaran air, baik sungai, laut, danau maupun air bawah tanah, semakin hari semakin menjadi permasalahan di Indonesia sebagaimana pencemaran udara dan pencemaran tanah. Mendapatkan air bersih yang tidak tercemar bukan hal yang mudah lagi. Bahkan pada sungai-sungai di lereng pegunungan sekalipun.
Air sungai yang tercemar
Pencemaran air di Indonesia sebagian besar diakibatkan oleh aktifitas manusia yang meninggalkan limbah pemukiman, limbah pertanian, dan limbah industri termasuk pertambangan. Limbah pemukiman mempunyai pengertian segala bahan pencemar yang dihasilkan oleh daerah pemukiman atau rumah tangga. Limbah pemukiman ini bisa berupa sampah organik (kayu, daun dll), dan sampah nonorganik (plastik, logam, dan deterjen).
Limbah pertanian mempunyai pengertian segala bahan pencemar yang dihasilkan aktifitas pertanian seperti penggunaan pestisida dan pupuk. Sedangkan limbah industri mempunyai pengertian segala bahan pencemar yang dihasilkan aktifitas industri yang sering menghasilkan bahan berbahaya dan beracun (B3).
Asian Development Bank (2008) pernah menyebutkan pencemaran air di Indonesia menimbulkan kerugian Rp 45 triliun per tahun. Biaya yang akibat pencemaran air ini mencakup biaya kesehatan, biaya penyediaan air bersih, hilangnya waktu produktif, citra buruk pariwisata, dan tingginya angka kematian bayi.
Dampak lainnya yang tidak kalah merugikan dari pencemaran air adalah terganggunya lingkungan hidup, ekosistem, dan keanekaragaman hayati. Air yang tercemar dapat mematikan berbagai organisme yang hidup di air.

Kerusakan Lingkungan Akibat Kekeringan

Kekeringan mengakibatkan kerusakan lingkungan
Bencana banjir tidak dapat dihindari bila musim hujan berkepanjangan telah melanda. Banyak dampak yang menyebabkan kerusakan dan dapat merugikan banyak orang bila terkena musibah banjir. Oleh karena itu perlindungan jiwa pun diperlukan bagi yang tinggal di pemukiman rawan banjir. Berikut dampak-dampak terhadap lingkungan karena banjir :
  1. Banjir dapat merusak sarana dan prasarana, karena banjir dapat merusak bahkan menghancurkan rumah, gedung, mobil atau angkutan umum.
  2. Banjir dapat melumpuhkan jalur transportasi. Bila bencana banjir datang banyak jalanan yang lumpuh dan tidak bisa dilewati oleh semua jenis kendaraan, baik itu mobil maupun motor. Karena genangan air yang cukup tinggi sehingga membuat motor atau mobil tidak mampu melewati daerah tersebut dan menyebabkan jalanan tersebut lumpuh dan macet total. Selain mobil dan motor, lalu lintas kereta api pun jadi terhambat akibat banjir.
  3. Banjir dapat merusak dan menghilangkan harta benda, peralatan, bahkan jiwa manusia. Banyak yang kehilangan harta benda bila benca banjir datang, dan juga kehilangan berbagai macam peralatan rumah karena banjir yang memasuki rumah terutama benda elektronik. Yang paling berharga apabila bencana banjir ini sampai merenggut korban jiwa.
  4. Banjir menghentikan aktivitas sehari-hari, seperti kegiatan bekerja dan sekolah. Bencana banjir membuat semua orang kehilangan kegiatan karena banyak sekolah yang terkena banjir dan jalur transportasi lumpuh yang menyebabkan banyak orang tidak dapat berangkat kekantor.
  5. Banjir dapat menyebabkan pemadaman listrik. Jika bencana banjir melanda suatu tempat, maka tempat tersebut akan terkena pemadaman listrik untuk mencegah terjadinya musibah lain seperti listrik kornslet. Dengan tidak adanya listrik akan membuat aktifitas terhenti.
  6. Banjir dapat mencemari lingkungan sekitar. Luapan air banjir dapat membuat lingkungan menjadi kotor akibat sampah-sampah yang menumpuk atau sampah yang tergenang akibat banjir tersebut.
  7. Banjir dapat menyebabkan erosi dan tanah longsor. Semakin deras hujan turun maka semakin tinggi air banjir yang menyebabkan tanah dan jalana terkikis dan dapat menjadi longsor.

Kerusakan Lingkungan Akibat Banjir

Kerusakan Lingkungan Akibat Banjir
Hasil gambar untuk Kerusakan Lingkungan Akibat Banjir
Banjir adalah peristiwa terendamnya daratan oleh air yang berlebihan. Banjir mengakibatkan kerusakan mulai dari kerusakan fisik, terkontaminasinya air bersih, membunuh tumbuhan yang tidak tahan air dan hewan, pencemaran lingkungan, penyebaran penyakit, hingga bencana susulan seperti longsor serta jatuhnya korban.
Bencana banjir tidak dapat dihindari bila musim hujan berkepanjangan telah melanda. Banyak dampak yang menyebabkan kerusakan dan dapat merugikan banyak orang bila terkena musibah banjir. Oleh karena itu perlindungan jiwa pun diperlukan bagi yang tinggal di pemukiman rawan banjir. Berikut dampak-dampak terhadap lingkungan karena banjir :
  1. Banjir dapat merusak sarana dan prasarana, karena banjir dapat merusak bahkan menghancurkan rumah, gedung, mobil atau angkutan umum.
  2. Banjir dapat melumpuhkan jalur transportasi. Bila bencana banjir datang banyak jalanan yang lumpuh dan tidak bisa dilewati oleh semua jenis kendaraan, baik itu mobil maupun motor. Karena genangan air yang cukup tinggi sehingga membuat motor atau mobil tidak mampu melewati daerah tersebut dan menyebabkan jalanan tersebut lumpuh dan macet total. Selain mobil dan motor, lalu lintas kereta api pun jadi terhambat akibat banjir.
  3. Banjir dapat merusak dan menghilangkan harta benda, peralatan, bahkan jiwa manusia. Banyak yang kehilangan harta benda bila benca banjir datang, dan juga kehilangan berbagai macam peralatan rumah karena banjir yang memasuki rumah terutama benda elektronik. Yang paling berharga apabila bencana banjir ini sampai merenggut korban jiwa.
  4. Banjir menghentikan aktivitas sehari-hari, seperti kegiatan bekerja dan sekolah. Bencana banjir membuat semua orang kehilangan kegiatan karena banyak sekolah yang terkena banjir dan jalur transportasi lumpuh yang menyebabkan banyak orang tidak dapat berangkat kekantor.
  5. Banjir dapat menyebabkan pemadaman listrik. Jika bencana banjir melanda suatu tempat, maka tempat tersebut akan terkena pemadaman listrik untuk mencegah terjadinya musibah lain seperti listrik kornslet. Dengan tidak adanya listrik akan membuat aktifitas terhenti.
  6. Banjir dapat mencemari lingkungan sekitar. Luapan air banjir dapat membuat lingkungan menjadi kotor akibat sampah-sampah yang menumpuk atau sampah yang tergenang akibat banjir tersebut.
  7. Banjir dapat menyebabkan erosi dan tanah longsor. Semakin deras hujan turun maka semakin tinggi air banjir yang menyebabkan tanah dan jalana terkikis dan dapat menjadi longsor.

Kerusakan Lingkungan Akibat Tanah Longsor

Kerusakan Lingkungan Akibat Tanah Longsor
Tanah longsor adalah peristiwa geologi yang diakibatkan oleh pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Tanah longsor dapat diakibatkan oleh erosi karena gerusan air pada kaki lereng yang curam, melemahnya lereng dari bebatuan dan tanah akibat saturasi yang diakibatkan hujan lebat, getaran dari gempa bumi, gunung meletus, maupun mesin dan lalu lintas kendaraan, serta dipicu oleh minimnya pepohonan pada tebing-tebing curam.
Tanah longsor mengakibatkan kerusakan lingkungan seperti kerusakan bangunan, kerusakan lahan pertanian dan perkebunan, memutus jalur transportasi, krisis air bersih hingga jatuhnya korban
Penyebab Terjadinya Tanah Longsor
Bencana tanah longsor tidak terjadi hanya begitu saja. Tentu saja bencana ini dapat terjadi karena adaya berbagai faktor yang mendukung terjadinya bencana ini. Apa sajakah faktor- faktor atau berbagai hal yang mendukung terjadinya bencana tanah longsor ini? Berikut ini merupakan beberapa hal yang menyebabkan terjadinya tanah longsor:
  • Adanya hujan yang sangat lebat dan dalam durasi waktu yang cukup lama
Hujan (baca: proses terjadinya hujan) memang menjadi penyebab utama terjadinya tanah longsor. Ancaman terjadinya tanah longsor ini biasanya mulai pada bulan November. Hal ini karena sebelumnya terjadi musim kemarau yang akan mengakibatkan air di permukaan tanah (baca: ciri-ciri air permukaan)  menjadi menguap dalam jumlah yang besar. Penguapan ini kemudian akan menyebabkan munculnya pori- pori tanah dan juga retakan- retakan. Ketika hujan turun, air dengan cepat mengisi retakan- retakan tersebut dan menjadikan tanah mengembang dengan cepat. Hal ini juga akan menyebabkan air mengalami kejenuhan dalam waktu yang sangat singkat. Hal inilah yang sangat memicu terjadinya tanah longsor, terutama di daerah- daerah yang tidak ada pembentengnya sama sekali.
  • Struktur tanah yag kurang padat dan kurang tebal
Struktur tanah (baca: struktur Bumi) ternyata juga mempengaruhi terjadinya tanah longsor. Struktur tanah yang kurang padat dan juga kurang tebal akan menyebabkan potensi terjadinya tanah longsor. Jenis tanah yang mempunyai struktur kurang padat adalah tanah lempung atau tanah liat yeng memiliki ketebalan lebih dari 2,5 meter dan sudut lereng lebih dari 220. Selain tanah ini mempunyai potensi yang sangat besar akan terjadinya tanah longsor, tanah ini juga sangat rentan terhadap pergerakan tanah karena akan menjadi sangat lembek jika terkena air dan akan retak jika terkena panas.
  • Struktur batuan yang kurang kuat
Selain struktur tanah, ternyata struktur batuan juga mempengaruhi terjadiya tanah longor. Batuan endapan gunung berapi dan  batuan sedimen berukuran pasir dan campuran kerikil umumnya kurag kuat sehingga mudah sekali untuk terjadi tanah longsor.
  • Jenis tata lahan
Lahan yang mempunyai lereng yang terjal akan sangat mudah terjadi tenah longsor daripada lahan yang dibuat terasering.
  • Erosi tanah
Adanya erosi tanah atau pengikisan tanah akan sangat mendukung terjadinya tanah longsor. Hal ini tentu saja akan membuat kepadatan tanah menjadi berkurang. Erosi tanah ini bisasanya dilakukan oleh air sungai maupun akibat penggundulan hutan.
  • Terdapat getaran
Getaran yang menyerang bumi merupakan salah satu faktor yang sangat mendorong terjadinya tanah longsor. Getaran- getaran ini bisa bersumber dari gempa Bumi, ledakan gunung berapi, mesin, maupun karena arus lalu lintas.
  • Terdapat beban tambahan
Potensi tanah longor yang kuat akan terjadi apabila di tanah lereng terdapat beban tambahan seperti bangunan dan kendaraan yang lalu lalang.
  • Air danau dan bendungan yang menyusut
sponsored links
Air danau (baca: macam-macam danau) dan bendungan yang menyusut secara cepat akan menyebabkan gaya penahan lereng menjadi hilang.
  • Terdapat metri timbunan pada tebing
Tanah timbunan bekas pemotongan tebing yang belum terpadatkan secara sempurna dapat menjadikan tanah longsor di wilayah tersebut.
Itulah beberapa hal yang dapat menyebabkan tanah longsor. Selain penyebab yang telah disebutkan di atas, masih banyak penyebab- penyebab lainnya baik yang kita sadari maupun yang tidak kita sadari.

Akibat Terjadinya Tanah Longsor

Seperti yang kita ketahui bersama bahwasannya bencana alam pastilah menimbulkan berbagai macam dampak. Sebagian besar dampak yang ditimbulkan adalah dampak negatif, meskipun terkadang dibalik dampak negatif juga terselip dampak positif namun jumlahnya sangat sedikit atau bahkan tidak sama sekali. Seperti halnya jenis bencana alam lainnya, tanah longsor juga menimbulkan berbagai dampak yang merugikan bagi makhluk hidup yang ada di sekitarnya. Beberapa dampak yang akan ditimbulkan oleh tanah longsor antara lain adalah sebagai berikut:
  1. Menimbulkan banyak korban jiwa
Hampir semua bencana alam dapat menimbulkan banyak korban jiwa, tidak terkecuali bencana alam berupa tanah longsor ini. Alasan mengapa tanah longsor ini seringkali menimbulkan korban jiwa karena pada umumnya atau bisasanya tanah longsir ini terjadi ketika hujan yang turun sangat deras. Ketika hujan turun dengan derasnya pastilah orang- orang akan berkumpul di dalam rumah untuk dapat menghindari turunya hujan.
Tanah longsor ini juga merupakan bencana alam yang turunnya selalu dengan cara yang tiba- tiba. Karena datanganya yang tiba- tiba inilah masyarakat yang ada di dalam rumah akan kesulitan dan tidak sempat untuk menyelamatkan diri. Orang- orang akan tertimpa reruntuhan rumah atau bahkan akan tertimbun oleh tanah atau bebatuan yang berada di sekitarnya.
  1. Terjadinya kerusakan infrastuktur
Akibat tanah longsor akan kita dapatkan kerusakan berbagai infrastuktur bangunan di sekitar lokasi bencana alam. Pada umumnya infrastuktur yang paling banyak terjadi kerusakan adalah pemukiman atau rumah- rumah penduduk.
Hal itu kemungkinan karena jumlah rumah atau pemukiman penduduk yang paling banyak. Namun  perlu kita ketahui bersama bahwasannya selain rumah atau pemukiman warga, juga masih banyak infrastuktur lainnya yang kemungkinan rusak seperti sarana pendidikan, sarana kesehatan dan juga tempat untuk melakukan aktivitas ibadah. Kerusakan infrastuktur yang ditimbulkan karena bencana tanah longsor ini bisa dikatakan sangat besar dan hal ini tentu saja akan mempunyai nilai materi yang sangat besar.  Sehingga dapat kita menilai bersama bahwasannya tanah longsor ini merupakan bencana alam yang sangat merugikan, baim secara metari maupun non materi.
  1. Sumber mata pencaharian masyarakat
Pada umumnya bencana tanah longsor ini akan terjadi di daerah pegunungan dimana banyak masyarakat yang berkerja sebagai petani baik mengolah tanah sawah maupun ladang mapun juga peternakan. Ketika bencana tanah longsor ini menyerang maka sebagain dari tanah yang diolah sebagai sumber mata pencaharian akan rusak. Hal ini tentu saja akan menyebabkan lahan menjadi rusak dan sumber mata pencaharian masyarakat yang ada di sekitarnya semakin menurun dan rusak. Akibatnya, banyak masyarakat yang akan kehilangan mata pencahariannya.


  1. Memburuknya sanitasi lingkungan
Tanah longsor juga akan menimbulkan kerusakan pada sanitasi lingkungan. Akibatnya sanitasi lingkungan menjadi buruk. Ketika tanah longsor menyerang maka saluran air bersih juga akan terputus. Padahal kita semua telah mengetahui bahwa air merupakan elemen yang sangat menunjang kehidupan manusia. Hal ini akan secara otomatis membuat sanitasi lingkungan menjadi sangat buruk.
  1. Timbulnya berbagai macam bibit penyakit
Dampak yang ditimbulkan selanjutnya adalah merebaknya bibit penyakit. Hal seperti ini hampir dapat kita temui di berbagai bencana alam. Meskipun bukan dampak secara langsung namun tanah longsor dapat merusak pemukiman warga. Hal ini akan membuat warga harus mengungsi. Di tempat pengungsian inilah seringkali timbul berbagai macam jenis penyakit. Hal ini dapat didukung oleh berbagai faktor yang terdapat dalam lingkungan (baca: fungsi lingkungan hidup) pengungsian sendiri.
Itulah bebrapa dampak yang dapat ditimbulkan dari adanya tanah longsor. Selain dampak yang telah disebutkan di atas, pastilah ada dampak- dampak lainnya yang bisa dirasakan oleh manusia baik yang disadari oleh manuisa maupun yang tidak disadari.

kerusakan Lingkungan Akibat Gempa Bumi

kerusakan Lingkungan Akibat Gempa Bumi
Hasil gambar untuk Kerusakan Lingkungan Akibat Gempa Bumi
Gempa bumi adalah peristiwa alam berupa getaran atau gerakan bergelombang pada kulit bumi yang ditimbulkan oleh tenaga dari dalam secara tiba-tiba. Gempa bumi  mengakibatkan kerusakan lingkungan berupa :
  • Kerusakan bangunan.
  • Tanah longsor.
  • Perubahan struktur tanah dan batuan
  • Degradasi lahan dan kerusakan bentang lahan
  • Pencemaran udara
  • Krisis air bersih
  • Tsunami (gempa bumi di laut)
  • Jatuhnya korban baik manusia, hewan, maupun tumbuhan.
  • DAMPAK GEMPA BUMI TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP Oleh: Dadang Sungkawa*) ABSTRAK Berbicara tentang gempa bumi adalah hal yang menarik saat ini untuk dibahas, karena seringkali wilayah Indonesia dilanda gempa bumi. Banyak masyarakat Indonesia sebelum tahun 2000 belum mengenal fakta empiris dari kejadian suatu gempa bumi, hal ini karena keterbatasan berita melalui media massa dan media elektronik. Namun sejak tahun 2000–an dengan banyaknya penyajian berita melalui saluran TV swasta maka berita tentang gempa bumi langsung dapat disaksikan oleh para pemirsa TV. Demikian juga dengan konsep “ tsunami”. Tsunami merupakan gelombang besar yang melanda pantai-pantai di Jepang setelah terjadinya gempa di dasar laut. Tsunami dapat menimbulkan korban harta benda dan jiwa. Tsunami saat itu belum banyak dilihat faktanya. Konsep gempa bumi dan tsunami baru menjadi fakta empiris bagi masyarakat Indonesia umumnya ketika terjadi gempa bumi di Aceh dan Sumatera Utara tanggal 26 Desember 2004, Gempa bumi di Yogyakarta 27 Mei 2006, gempa bumi dan tsunami di Pangandaran masih di tahun 2006, gempa bumi di Bengkulu dan terakhir gempa bumi di Sumatera Barat 6 maret 2007. Kata kunci: Gempa bumi, tsunami. 1. Pendahuluan Dilihat dari karakteristiknya ada 3 macam gempa bumi, yaitu Gempa bumi runtuhan, adalah gempa bumi yang disebabkan oleh runtuhnya lubang-lubang interior bumi, misalnya runtuhnya lorong tambang dan lorong sebuah gua. Gempa bumi ini adalah yang paling kecil getarannya; Gempa bumi vulkanik, adalah gempa bumi akibat aktivitas gunung api, yaitu akibat gerakan magma dari dalam bumi (batholit) yang naik ke atas (lubang kepundan). Gerakan magma ini menimbulkan getaran-getaran gempa yang dapat di rasakan oleh masyarakat di sekitar gunung api sebelum gunung tersebut meletus. Getaran gempa ini relatif kecil pengaruhnya kepada penduduk, yang merusak justru letusan gunung api itu sendiri yang memuntahkan lava, lahar, batu, pasir, abu dan gas vulkanik; Gempa bumi tektonik, adalah gempa yang terjadi karena pelepasan tenaga akibat pergeseran sesar atau kekenyalan elastis pada daerah tumbukan lempeng samudra dengan lempeng benua. Di Indonesia umumnya daerah tumbukan dan retakan lempeng merupakan pusat (hiposentrum) gempa di dalam bumi yang dirambatkan ke permukaan bumi (Episentrum) yang selanjutnya menimbulkan getaran-getaran gempa di permukaan bumi. *) Drs. H. Dadang Sungkawa, M.Pd., adalah dosen Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI. Dewasa ini gempa bumi tektonik merupakan fenomena alam yang sering terjadi di Indonesia. Gempa bumi tektonik merupakan peristiwa pelepasan energi regangan elastis batuan di dalam bumi. Semakin besar energi yang dilepaskan akan semakin kuat gempa yang terjadi. Ada dua teori yang menyatakan timbulnya gempa bumi, yang pertama disebabkan oleh pergeseran sesar dan yang kedua disebabkan oleh lepasnya energi kekenyalan elastis. Gerak tiba-tiba sepanjang sesar merupakan penyebab sering terjadinya gempa. Gempa bumi sebenarnya terjadi setiap saat atau setiap hari di bumi, namun kebanyakan gempa yang terjadi kekuatannya kecil sehingga tidak terasa oleh penduduk dan tidak menyebabkan kerusakan apa-apa. Tetapi gempa bumi kecil ini bisa juga merupakan gempa awal yang disusul dengan gempa bumi besar atau boleh juga sebagai gempa akhir setelah gempa besar yang disebut gempa bumi susulan. Gempa bumi yang getarannya sangat kuat dapat menyebabkan kerusakan di permukaan bumi, yaitu berupa hancurnya bangunan, rumah, fasilitas umum dan jatuhnya korban jiwa. Gempa jenis inilah yang paling kuat menguncang permukaan bumi seperti yang terjadi di Aceh dan Sumatera Utara (8,9 Skala Richter) Yogyakarta (6,2 skala Richter) dan Sumatera Barat (5,8 skala Richter). 2. Dampak Gempa Bumi Terhadap Lingkungan Gempa bumi merupakan fenomena alam yang sukar sekali untuk diramalkan kapan terjadinya, berapa kekuatan gempanya, apakah gempa yang terjadi menimbulkan kerusakan harta benda dan menimbulkan korban jiwa atau tidak. Karena kesulitan dalam memprediksi gempa itu maka apabila terjadi gempa yang merusak (lebih dari 5 Slaka Richter) maka akan menimbulkan stress dan schok berat terhadap penduduk yang terkena gempa tersebut, sebab betapa tidak setiap orang di daerah gempa tersebut dalam sekejap waktu bisa kehilangan segala-galanya, seperti kehilangan keluarga dan harta benda. Dilihat dari karakteristiknya ada dua penyebab bahaya dari gempa bumi, yaitu pertama karena goyangan langsung dari getaran yang terjadi di permukaan bumi, yang kedua karena terjadinya tsunami akibat getaran gempa di dalam laut yang menyebabkan gelombang besar yang menghantam daratan pantai tempat pemukiman dan aktifitas penduduk. Getaran gempa yang memiliki kekuatan gempa di atas 5 Skala Richter menyebabkan terjadinya getaran di permukaan bumi, getaran ini menggoyang benda-benda di atasnya seperti rumah-rumah, perabotan rumah, bangunan, tiang listrik, pohon dan sebagainya. Bila benda-benda tersebut tidak kuat menahan getaran maka akan rubuh, tumbang, terpelanting dan jatuh. Korban jiwa akan terjadi bila benda-benda tesebut menimpa orang-orang yang berdekatan dengan benda-benda yang jatuh atau terpelanting karena gempa bumi. Fakta empiris dari suatu gempa bumi dapat kita saksikan misalnya akibat dari gempa di Yogyakarta (6,2 Skala Richter) dan Sumatera Barat (5,8 Skala Richter) memperlihatkan banyak rumah dan bangunan yang hancur, sarana dan prasarana umum rusak berat. Tsunami yang terjadi setelah gema bumi di dasar laut menimbulkan gelombang besar yang menghantam daratan pantai. Fakta empirisnya dapat kita saksikan setelah gempa bumi yang melanda Aceh dan Sumatera Utara (8,9 Skala Richter). Gelombang besar setinggi 10 meter menghantam kota Banda Aceh, Lhokseumawe, Pulau Nias dan sekitarnya. Gelombang besar ini meluluhlantahkan pemukiman penduduk, sarana-prasarana serta fasilitas umum yang ada. Lingkungan di sini rusak berat dan hancur total. Ini merupakan kerusakan lingkungan akibat gempa dan tsunami di Indonesia yang paling besar di abad 21. untuk memulihkan lingkungan tersebut perlu pembangunan dan rehabilitasi bertahun-tahun dengan dana yang tidak sedikit. Demikian juga tsunami yang melanda Pangandaran (Juni 2006) dalam hitungan menit sarana dan prasarana pariwisata di daerah ini mengalami kehancuran, sehingga perlu waktu dan dana yang tidak sedikit untuk membangun kembali lingkungan hidup di daerah ini. 3. Lingkungan di Indonesia yang Rawan Gempa Berdasarkan catatan sejarah gempa bumi, Indonesia merupakan wilayah yang sering dilanda gempa bumi dan tsunami. Setelah meletusnya G. Krakatau yang menimbulkan tsunami besar tahun 1883, sedikitnya telah terjadi 19 kali bencana tsunami besar di Indonesia selama lebih dari satu abad (1900 – 2006). Gempa Bumi dan tsunami besar yang terakhir terjadi pada 26 Desember 2004 di Aceh dan sebagian Sumatera Utara. Lebih dari 150.000 orang meninggal dunia. Setelah itu menyusul gempa di Nias tahun 2005, 1000 orang menjadi korban. 27 Mei 2006 Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah juga di landa gempa bumi, korban meninggal mencapai 6500 orang lebih. Masih dalam tahun 2006 juga tsunami besar melanda wilayah Pangandaran Jawa Barat yang menyebabkan kerusakan pemukiman penduduk, sarana dan prasana pariwisata di daerah ini. Rupanya bencana bagi bangsa Indonesia tidak habis sampai di situ, gempa bumi tektonik juga melanda Sumatera Barat pada Tanggal 6 Maret 2007, laporan terakhir menyatakan 79 orang tewas. Berbagai dearah di Indonesia sangat rawan akan bencana gempa bumi dan tsunami. Wilayah Indonesia dikelilingi oleh lempeng Eurasia, lempeng Indo – Australia dan lempeng Pasifik. Setiap saat lempeng ini akan bergeser dan bergerak menimbulkan gempa bumi. Gerakan gempa yang terjadi di dasar laut dapat mengguncangan massa air laut dan menimbulkan terjadinya tsunami. Menurut Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral tercatat ada 28 Wilayah di Indonesia yang dinyatakan rawan gempa bumi dan tsunami diantaranya : Nagroe Aceh Darusalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, banten, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta bagian Selatan, Jawa Timur bagian Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku Selatan, Biak, Yapen dan Fak – Fak di Papua, dan Balikpapan di Kalimantan Timur. Selain dikelilingi tiga lempeng tektonik dunia, Indonesia juga merupakan jalur The Pasific Ring of Fire (Cincin Api Pasifik) yang merupakan jalur rangkaian gunung api aktif di dunia. Indonesia memiliki gunung berapi kurang lebih 240 buah, diantaranya 70 buah masih aktif. Zone kegempaan dan gunung api aktif Sirkum Pasifik amat terkenal karena setiap gempa kuat atau tsunami hebat di kawasan ini dipastikan menelan korban jiwa manusia amat banyak Kita sebagai manusia biasa sulit memprediksi gempa bumi yang akan terjadi karena gempa dapat terjadi secara tiba-tiba karena itu yang masih mungkin di lakukan adalah melakukan sistem peringatan dini (Early Warning System) yang berfungsi sebagai “alarm” darurat jika sewaktu-waktu datang gempa. Implementasi sistem ini bisa diterapkan dengan memasang rangkaian seismograph yang tersambung dengan satelit. National Ocean and Atmospheric Administration (NOAA) USA misalnya, telah menggunakan sensor DART (Deep Ocean Assesment and Reporting) yang mampu mengukur perubahan gelombang laut akibat gempa bumi tektonik. Alat – alat pendeteksi gempa harus diletakan pada daerah-daerah rawan gempa seperti Aceh, Nabire, Alor, Bengkulu pantai Selatan Jawa, dan sejumlah daerah rawan gempa lainnya. Alat-alat pendeteksi dipasang dan dipantau setiap hari oleh petugas teknis yang berada di daerah yang bersangkutan. Data yang diperoleh dikirim ke pusat untuk diolah dan dianalis oleh para pakar gempa untuk memprediksi secara dini kapan gempa akan terjadi. 4. Persiapan Menghadapi Gempa Bumi Bagi penduduk yang tinggal di daerah rawan gempa, perlu mempersiapkan diri dalam menghadapi gempa bumi agar selamat dan mampu mengatasi musibah akibat bencana gempa ini. Persiapan yang dilakukan terbagi menjadi dua macam, yaitu persiapan untuk keadaan darurat dan persiapan ketika terjadi gempa bumi. a. Persiapan untuk Keadaan Darurat (1) Menentukan tempat-tempat berlindung yang aman jika terjadi gempa. Tempat berlindung yang aman di dalam rumah adalah kolong meja yang dapat melindungi anda dari benda-benda yang jatuh atau mebel yang ambruk. (2) Menyediakan air minum secukupnya. (3) Menyiapkan tas yang berisi barang-barang yang sangat di butuhkan dalam pengungsian, seperti: lampu senter, air minum, kotak P3K yang berisi obat-obat yang dibutuhkan, makanan tahan lama (biskuit), Sejumlah uang tunai, buku tabungan, korek api, lilin, helm, pakaian, barang-barang berharga yang harus di bawa (perhiasan). (4) Mengencangkan mebel yang mudah rubuh bila terjadi gempa. (5) Mencegah kaca jendela atau kaca lemari pakaian agar tidak pecah saat gempa bumi dengan menempelkan kaca film atau menggunakan safety glass. (6) Mencari tahu lokasi tempat evakuasi dan rumah sakit terdekat. Jangan evakuasi ke tempat yang rendah seperti pinggir laut atau sungai untuk menghindari tsunami. b. Persiapan Ketika terjadi Gempa (1) Matikan api kompor jika anda sedang memasak, matikan juga alat-alat elektronik yang dapat menyebabkan timbulnya api. Jika terjadi kebakaran segera padamkan api dengan alat pemadam api, pasir atau karung basah. (2) Membuka pintu dan mencari jalan keluar dari rumah atau gedung. (3) Utamakan keselamatan terlebih dahulu, jika terjadi kerusakan pada tempat anda berada segera mengungsi ke tempat pengusian terdekat. (4) Tetap tenang dan tidak terburu-buru ke luar dari rumah atau gedung. Tunggu sampai gempa mereda, ambil tas yang berisi barang-barang keperluan darurat barulah ke luar rumah atau gedung menuju tanah kosong/ lapang sambil melindungi kepala dengan helm atau barang-barang yang bisa melindungi kepala. (5) Pastikan tidak ada anggota keluarga yang tertinggal pada saat evakuasi. Jika bisa ajaklah tetangga dekat untuk evakuasi. (6) Jika gempa bumi terjadi saat anda sedang menyetir kendaraan, kurangi kecepatan kendaraan, dan hentikan kendaraan di bahu jalan. Jangan berhenti di dekat pompa bensin, di bawah kabel tegangan tinggi, di jembatan, atau di bawah jembatan. (7) Cari informasi mengenai gempa bumi yang terjadi lewat media massa. 5. Penutup Seperti sudah dikatakan sebelumnya oleh penulis bahwa sebagai manusia biasa kita sulit memprediksi dan meramal kapan gempa bumi akan terjadi, karena gempa merupakan peristiwa alam yang sudah diprogram oleh Yang Maha Pencipta, gempa bumi merupakan sunatullah sama halnya dengan peristiwa alam lainnya seperti terjadinya angin, hujan, badai dan petir. Namun sebagai mahluk yang diberikan kepandaian berpikir oleh Allah kita sebagai manusia tentu dapat mengatasi gempa bumi ini dengan menyesuaikan diri (adaptasi) dengan daerah lingkungan gempa bumi seperti memiliki ilmu pengetahuan tentang gempa bumi, persiapan diri menghadapi gempa bumi yang bisa terjadi sewaktu-waktu, memilih pekerjaan dan aktifitas yang sesuai dengan daerah gempa dan memiliki rumah yang kontruksinya cocok untuk daerah gempa. Demikian juga pemerintah pusat dan daerah mampu membangun sarana dan prasarana umum, lingkungan kerja dan lingkungan pemukiman yang sesuai dengan daerah gempa. Lembagalembaga yang terkait seperti DVMBG yang menangani masalah kegempaan mampu memanfaatkan temuan-temuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kepentingan masyarakat. Demikian juga media massa mampu memberikan informasi dan keterangan tentang gempa bumi yang bermanfaat bagi masyarakat. Bagi orang-orang atau penduduk yang tidak mampu beradaptasi di daerah rawan gempa silahkan pindah dan tinggal di daerah yang aman dari gempa, wilayah Indonesia masih luas, jangan tinggal di 28 wilayah rawan gempa dan tsunami menurut DVMBG yang telah di kemukaan oleh penulis pada bagian 3. Sebagai manusia hidup kita di dunia ini sangat singkat, kita harus mampu menggunakan akal dan pikiran kita untuk berusaha dan memilih jalan hidup yang terbaik,